Jakarta, Amakomedia.com – Sistem pendidikan untuk sekolah menengah atas atau SMA saat ini kembali ke model sebelumnya yakni menggunakan sistem penjurusan.
Dikutip dari situs resmi Kemendikdasmen, menyebutkan pemerintah akan kembali menerapkan sistem penjurusan untuk sekolah menengah atas atau SMA.
Sistem penjurusan ini sebelumnya dihapus dalam penerapan Kurikulum Merdeka di tahun sebelumnya.
“Jurusan akan kita hidupkan lagi, jadi nanti akan ada jurusan IPA, IPS, dan Bahasa,” ujar Mendikdasmen, Abdul Mu’ti di Jakarta, kemarin.
Kembalinya sistem penjurusan, maka dalam ujian akhir atau stes kemampuan akademik (TKA), siswa dapat memilih mata pelajaran yang paling diminatinya.
Mereka hanya diwajibkan mengikuti tes wajib yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika.
“Untuk mereka yang ambil IPA, nanti dia boleh memilih tambahannya antara fisika, kimia, atau biologi,” ucap Abdul Mu’ti.
Selanjutnya, bagi siswa yang IPS juga begitu, dia boleh ada tambahan apakah itu ekonomi, sejarah, atau ilmu-ilmu lain yang ada dalam rumpun ilmu-ilmu sosial.
Mu’ti menjelaskan, sistem ini kembali diterapkan guna mendukung sejumlah komponen yang akan diatur dalam pelaksanaan tes kemampuan akademik, sistem pengganti Ujian Nasional.
Tes ini merupakan ujian di penghujung jenjang akademik untuk mengukur kemampuan akademik seseorang.
Berbeda dengan UN, tes ini tidak bersifat wajib dan hanya berlaku bagi mereka yang memang siap dan mampu menghadapi tes guna menambah penilaian individu.
Selain sifatnya tidak wajib, pembelajaran yang diujikan tetap sama dengan UN. Bagi kelas 6 SD dan 9 SMP, mata pelajaran yang wajib diujikan adalah Bahasa Indonesia dan Matematika.
Sementara untuk kelas 12 SMA terdapat dua mata pelajaran tambahan yaitu Bahasa Inggris dan pilihan antara IPA atau IPS.
Tujuan pemerintah kembali menerapkan sistem lama ini adalah untuk memberikan kepastian pada penyelenggara pendidikan, khususnya bagi lembaga pendidikan di luar negeri.
Ia menjelaskan, banyak kampus-kampus di luar negeri enggak mau terima soalnya enggak jelas ukuran kemampuan di pelajar.
“Sekarang dengan hasil TKA, kemampuan masing-masing individu akan terukur,” kata Abdul Mu’ti. (*)
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti. IST