Solsel, Amakomedia.com – Komitmen Pemprov Sumbar menjadi pelopor provinsi hijau (Green Province) di Indonesia dipertegas.
Ini sejalan dengan peresmian Tajak Sumur Pertama Pengembangan PLTP Unit-2, di Nagari Muara Laboh, Kabupaten Solok Selatan, Kamis (16/10/2025).
Gubernur Sumbar, Mahyeldi saat peresmian mengatakan peresmian ini bukti kuatnya tekad untuk mewujudkan energi bersih dan berkelanjutan.
Menurutnya, pengembangan PLTP Muara Laboh Unit-2 yang dikelola PT Supreme Energy Muara Laboh (SEML) dengan kapasitas rencana 80 MW.
“Ini merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi hijau nasional sekaligus mendukung agenda Net Zero Emission 2060,” ucapnya.
Diketahui, proyek ini merupakan kelanjutan dari Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara PT PLN dan PT SEML beberapa waktu lalu.
Sumbar, sebut Mahyeldi, memiliki potensi besar pengembangan energi baru terbarukan, seperti energi air, panas bumi, biomassa, dan surya.
Potensi ini, jelasnya, bukan hanya menjawab tantangan krisis energi dan perubahan iklim, tapi juga untuk menggerakkan ekonomi daerah.
Ia menegaskan, mewujudkan green province dibutuhkan dukungan investasi kuat dan sinergi lintas sektor.
“Menciptakan iklim investasi itu, Sumbar memberikan kemudahan birokrasi, memastikan keamanan dan ketersediaan infrastruktur yang memadai,” tegasnya.
Mahyeldi juga menyampaikan apresiasi kepada PT Supreme Energy atas konsistensi dan komitmennya dalam pengembangan energi panas bumi di Sumbar.
“Supreme Energy di Solsel ini aset besar bagi Sumbar. Harus dikawal bersama agar manfaatnya terus dirasakan masyarakat secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Ia berharap perusahaan dapat memperluas manfaat sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat.
Diantaranya seperti bantuan pendidikan, pembangunan fasilitas publik, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Direktur Panas Bumi EBTKE, Gigih Udi Atmo menyampaikan, proyek PLTP Muara Laboh Unit-2 merupakan komitmen kuat dari PT Supreme Energy.
“Langkah yang kami lakukan ini adalah mendukung pengembangan energi panas bumi di Indonesia,” kata Gigih Udi Atmo.
Penambahan kapasitas PLTP ini, sebutnya, akan mengurangi emisi sekitar 900 ribu ton CO₂ per tahun.
“Ini kontribusi besar bagi upaya nasional dalam pengendalian perubahan iklim,” tukasnya.
Sedangkan President & CEO Supreme Energy, Nisriyanto menjelaskan proyek ini mencakup pengeboran 6 hingga 8 sumur produksi dan injeksi.
Kedalaman sumur yang dibuat mencapai 3.200 meter, dan nilai investasi mencapai USD 490 juta.
“Pembangunan ditargetkan selesai pada akhir 2027 dan akan menyuplai listrik bagi sekitar 435 ribu rumah tangga di Sumatera,” ungkap Nisriyanto.
Dia melanjutkan, proyek ini juga membuka peluang kerja bagi sekitar 1.500 orang tenaga lokal.
Dan proyeknya memberi kontribusi royalti serta bonus produksi untuk pembangunan di Kabupaten Solok Selatan. (*)
