Padang, Amakomedia.com – Asisten I Setko Padang, Edi Hasymi menyebut, Alek Nagari Nan XX Kecamatan Lubeg tidak sekadar bicara soal kelestarian adat, tapi juga soal masa depan adat itu sendiri.
“Satu sisi adat harus dilestarikan, sedangkan di sisi lainnya yakni menyangkut pengaruh informasi yang masuk ke anak kemenakan,” ujar Edi.
Hal ini disampaik Asisten I ini saat membuka festival Alek Nagari Nan XX Kecamatan Lubeg itu di gedung Balai Basuo Lubeg, Rabu (9/10/2024).
Dia menyebut, sudah banyak contoh dan dilihat, bahwa informasi-informasi yang diterima mereka itu justru merusak moral anak kemenakan ini.
Sebab itu, semua pihak termasuk pemangku kepentingan dan pemangku adat, hal ini jadi sebuah tantangan besar yang harus diselesaikan.
“Semua pihak harus bergandengan tangan, untuk meredam informasi menyesatkan itu, agar anak kemenakan kita tak lagi acuh pada adat,” ajaknya.
Dia mencontohkan, kenapa hari ini tidak bisa atasi aksi tawuran. Padahal mereka itu pasti punya orang tua dan pasti ada niniak mamaknya.
“Jawabannya ditentukan oleh fungsi dari para orang tua, niniak mamak dalam mencegah anak kemenakannya terlibat aksi tawuran itu,” tukasnya lagi.
Di zaman dulu, tamnahnya, anak-anak di Minang lebih takut pada mamaknya. Kenapa bisa begitu, karena peran dan fungsi mamak cukup disegani saat itu.
Maka, lanjutnya, dengan kegiatan alek nagari ini, niniak mamak bisa menerangkan pada anak kemenakannya apa itu adat Minang, termasuk filosofinya.
Edi Hasymi juga mengapresiasi acara Alek Nagari Nan XX ini karena menghidupkan kembali adat istiadat Minangkabau di tengah masyarakat Kota Padang kekinian. (*)