Padang, Amakomedia.com – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Sumbar gelar Halal bi Halal (HBH) , Senin (7/4/2025).
Kegiatan ini dihadiri para pengurus dan kader partai itu mulai dari tingkat provinsi hingga kabupaten kota di Sumbar.
Terlihat acara juga dihadiri Ketua DPP NasDem Bidang Ideologi, Organisasi dan Kaderisasi, Willy Aditya, anggota DPR RI Fraksi NasDem asal Sumbar Lisda Hendrajoni dan Shadiq Pasadigoe.
Kemudian para kepala daerah atau wakil kepala daerah serta unsur pimpinan DPRD kabupaten kota dari NasDem, serta para kader.
Di kesempatan ini, Ketua DPP NasDem, Willy Aditya menjelaskan, silaturahmi bersama kader ini jadi titik pijak penting bagi NasDem.
“Soalnya silaturahmi ini jadi momentum bagi NasDem di Sumbar untuk lebih meningkatkan soliditas kader,” ucapnya.
Willy menegaskan, di ranah Minang ini dikenal dengan sebutan pusako tinggi dan pusako randah. Di dalam politik juga mengenal adanya istilah politik tinggi dan politik rendah.
“Apa itu politik rendah, yaitu kompetisi, kontestasi atau pemilu dalam merebut kekuasaan maupun upaya mendapatkan posisi,” ucap Willy.
Proses politik rendah ini, jelasnya, seperti yang baru saja dilaksanakan di Indonesia baik itu pemilu, pileg dan pilkada.
Dia melanjutkan, setelah kontestasi selesai, maka masuk tahap politik tinggi dimulai dari orang yang dapatkan jabatan politik atau publik hasil kontestasi.
“Orang ini memiliki obligasi untuk menjalankan beberapa tugasnya, seperti menghilangkan sekat-sekat dari konstituennya,” tukas Willy Aditya.
Kemudian, politik tinggi juga mendedikasikan beberapa tokoh-tokoh besar yang melahirkan kutipan yang menjadi acuan masyarakat banyak.
Namun begitu, Willy Aditya mengingatkan agar figur atau tokoh yang dihasilkan dari kompetisi atau kontestasi itu untuk tidak lupa diri.
Soalnya, tukas dia, banyak yang sering lupa bagaimana menempatkan posisinya setelah memenangkan sebuah kontestasi itu.
“Kita harus bisa menempatkan diri secara baik, bila saatnya menjadi fungsionaris partai dan kapan pula saatnya menjadi pejabat publik,” tekan Willy.
Hal lainnya disampaikan Willy Aditya, dirinya sebagai sahabat dan juga sesama kader partai harus memahami kenapa politik jadi hal tidak dipercaya publik.
Menurut dia, karena ada hal yang kosong, karena ini dampak dari figur atau tokoh ini tujuannya berhenti setelah mendapatkan jabatan, hanya berhenti kepada bukti.
Pemikiran itu jelas keliru, sebaliknya ini momen bagi NasDem untuk besarkan diri di ranah Minang dengan lakukan gerakan Restorasi.
“Saya inginkan dengan gerakan Restorasi ini bisa menjadikan Sumbar sebagai basis partai ini,” tukas Willy. (*)