Padang, Amakomedia.com – Fakta mengejutkan diungkapkan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar menyebut, kemiskinan di Sumbar juga dipicu oleh rokok.
Data terbaru BPS Sumbar, pengeluaran untuk rokok tempati posisi kedua setelah beras dalam komposisi garis kemiskinan di wilayah ini.
“Daerah pedesaan jadi kontribusi rokok kretek filter terbesar terhadap garis kemiskinan yakni 15,24 persen,” ungkap Kepala BPS Sumbar, Sugeng Arianto.
Sedangkan untuk kawasan perkotaan, ungkap Sugeng, kontribusinya sebesar 13,84 persen.
Angka ini, jelasnya, terpaut tidak jauh dari pengeluaran untuk beras yang mencapai 22,29 persen di perkotaan dan 25,57 persen di perdesaan.
“Dalam analisis kami, lima komoditas makanan yang berikan pengaruh terbesar terhadap nilai garis kemiskinan meliputi beras, rokok kretek filter,” jelasnya, Rabu (15/1/2025).
BPS ini juga merilis, komoditas pangan lain yang turut pengaruhi garis kemiskinan adalah cabai merah 3,97 persen di perkotaan dan 4,28 persen di perdesaan.
Sementara itu, ikan tongkol/tuna/cakalang menyumbang 3,62 persen di perkotaan dan 3,25 persen di perdesaan.
Kemudian diikuti telur ayam ras sebesar 3,94 persen di perkotaan dan 3,17 persen di perdesaan.
Daging ayam ras tercatat berkontribusi sebesar 3,35 persen di perkotaan dan 2,39 persen di perdesaan.
Adapun roti menyumbang 2,34 persen di perkotaan dan 2,28 persen di perdesaan, bawang merah kontribusinya 1,77 persen di perkotaan dan 1,93 persen di perdesaan.
Untuk komoditas non makanan, sambungnya, biaya perumahan mendominasi dengan kontribusi 6,43 persen di perkotaan dan 5,67 persen di perdesaan.
“Bensin menempati posisi kedua dengan sumbangan 4,36 persen di perkotaan dan 3,50 persen di perdesaan,” ucap Sugeng.
Selanjutnya diikuti listrik 2,87 persen di perkotaan, 1,64 persen di perdesaan, pendidikan 2,45 persen di perkotaan, 1,50 persen di perdesaan,
Serta perlengkapan mandi 1,28 persen di perkotaan, 1,17 persen di perdesaan.
Dia juga menerangkan bahwa peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan masih sangat dominan.
“Tercatat sumbangan garis kemiskinan makanan mencapai 75,92 persen pada September 2024,” tegas Sugeng. (*)