Mataram, Amakomedia.com – Upaya penyelamatan pendaki wanita asal Brazil yang jatuh di jurang di kawasan Danau Segara Anak di Gunung Rinjani terus berlanjut.
Proses evakuasi yang melibatkan tim SAR gabungan masih menghadapi tantangan berat, mulai dari medan ekstrem hingga cuaca yang kerap berubah secara drastis.
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Mohammad Kholid, dalam keterangannya, tim penyelamat masih siaga penuh, dan terus melanjutkan misi kemanusiaan ini.
“Ini bukan sekadar operasi evakuasi biasa. Kita bicara tentang nyawa manusia di alam bebas dengan kondisi sangat ekstrem,” ujar Kombes Kholid.
Pendaki wanita usia 27 tahun asal Brasil itu, terjatuh di tebing sekitar Cemara Nunggal saat menuju puncak Rinjani.
Kejadiannya pada Senin pagi (23/6/2025) sekitar pukul 06.30 WITA, korban berhasil terpantau menggunakan drone.
“Posisi tersangkut di tebing batu sedalam ±500 meter, namun tidak menunjukkan tanda-tanda pergerakan,” kata Kombes Kholid.
Dia menerangkan, dua personel rescue sempat diturunkan untuk mengecek lokasi dan mencari titik pemasangan anchor kedua, namun medan berupa dua overhang besar menyulitkany.
“Tim harus pikir ulang strateginya karena pemasangan anchor tidak memungkinkan. Cara adalah climbing, itu tentu sangat berisiko di tengah cuaca berkabut,” jelasnya.
Kondisi cuaca yang tidak bersahabat, termasuk kabut tebal dan angin kencang, membuat tim rescue harus ditarik kembali demi keselamatan.
Di hari yang sama, Kapolsek Sembalun dan Kepala Resort Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), menerima perwakilan keluarga korban yang datang langsung.
Mereka menanyakan perkembangan evakuasi. Pada pukul 14.30 WITA, evaluasi situasi dilakukan lewat rapat Zoom bersama Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal.
Pak Gubernur, sebut Kholid, mendorong percepatan proses evakuasi, termasuk mempertimbangkan penggunaan helikopter.
“Tapi tentu tidak bisa sembarangan. Harus dipastikan spesifikasi heli memadai, minimal memiliki hoist untuk air lifting,” ungkap Kholid.
Kepala Basarnas Mataram menyampaikan jika penggunaan helikopter, sangat tergantung pada spesifikasi teknis dan kondisi cuaca yang berubah cepat.
Hingga Senin sore, korban masih belum berhasil dievakuasi. Namun tim gabungan tetap siaga dan merencanakan upaya lanjutan hari ini, dengan harapan cuaca mendukung.
“Doa kami bersama korban dan keluarga. Kita akan terus berupaya sekuat tenaga demi kemanusiaan. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat NTB,” tutup Kholid. (dpg)