Padangpariaman, Amakomedia.com – Motif di balik tindakan kejam “IS”, tersangka pembunuhan dan
pemerkosaan “N” gadis penjual gorengan di kawasan Kayutanam, Kabupaten Padangpariaman terus didalami
polisi.
Hal itu disampaikan Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono kepada sejumlah wartawan ketika prescon
menyangkut kasus pembunuhan yang cukup viral ini di Mapolres Padangpariaman, Jumat (20/9/2024).
“Pemeriksaan kasus ini terus berlanjut, bahkan penyidik memeriksa tersangka dan sejumlah saksi-saksi
lainnya,” Irjen Pol Suharyono.
Disebutkan Suharyono, korban “N” merupakan tulang punggung bagi pihak keluarganya.
Pemeriksaan Sementara
Hasil pemeriksaan polisi sementara, lanjutnya, tersangka awalnya hanya berniat memperkosa korban, namun akibat dari tindakan tersebut, korban akhirnya meninggal dunia.
“Tim forensik masih bekerja untuk mengonfirmasi apakah korban meninggal sebelum atau sesudah
dikuburkan oleh tersangka,” jelas Kapolda ini.
Ia menambahkan, bahwa kasus ini merupakan pelanggaran Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 285
KUHP tentang perkosaan.
DItangkap di Rumah Kosong
Kapolda ini menerangkan, tersangka “IS” merupakan seorang residivis dengan rekam jejak kriminal,
termasuk kasus pelecehan seksual pada 2013 dan penyalahgunaan narkoba pada 2017.
“Tersangka ditangkap di sebuah rumah kosong setelah melakukan upaya pelarian selama 10 hari. Berbagai
metode investigasi diterapkan, termasuk bantuan K9 dan analisis barang bukti yang ditemukan di lokasi
kejadian,” ucapnya.
Dalam masa pelariannya, sambungnya, tersangka bersembunyi di dalam hutan dan berpindah-pindah tempat
di wilayah sekitar kejadian.
“Meskipun sudah melakukan penyergapan beberapa kali, tersangka berhasil lolos hingga akhirnya
ditemukan di sebuah rumah kosong berdasarkan informasi masyarakat setempat,” kata Suharyono.
Tulang Punggung Keluarga
Diketahui, kasus ini bermula pada Jumat, 6 September 2024, ketika korban “N”, seorang pedagang
keliling yang jadi tulang punggung keluarganya.
Korban “N” ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan setelah dilaporkan hilang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, korban diduga menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan
setelah disergap oleh tersangka.
Peristiwa tragis tersebut mengundang perhatian besar dari masyarakat setempat dan media, yang terus
mengikuti perkembangan penyelidikan.
Tim Gabungan
Dalam pencarian tersangka, kepolisian turunkan tim gabungan yang terdiri dari lebih dari 70 personel berusaha semaksimal mungkin untuk menangkap tersangka.
Barang bukti berupa tali rafia, pakaian korban, serta barang-barang lainnya kini tengah
dianalisis lebih lanjut oleh pihak berwenang. (*/dpg)