Padang, Amakomedia.com – Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) Padang menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema ”Pendidikan Politik untuk Pengurus Osis SMAN 9 Kota Padang dalam Pencegahan Politik Uang pada Pilkada 2024” di SMAN 9 Kota Padang, Jumat (30/8/2024) kemarin.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Departemen Ilmu Unand, Dr. Tengku Rika Valentina, S.IP., M.A., Sekretaris Departemen Andri Rusta, S.IP., M.PP. serta Ketua Prodi S1 Ilmu Politik Dewi Anggrain, S.IP, M.SI, Wakil Kesiswaan SMAN 9 Padang, Gustina S.Pd serta jajaran guru dan siswa siswi yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 9 Kota Padang.
Pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pendidikan bagi pemilih pemula tentang bahayanya politik uang.
Wakil Kesiswaan SMAN 9 Kota Padang, Gustina S.Pd menyampaikan bahwa di SMAN 9 Kota Padang sudah melaksanakan pendidikan politik dalam konsep politik bersih. Ini melalui diterapkannya penyelenggaraan pemilihan kepengurusan Osis.
Selain itu, Gustina menyampaikan harapannya melalui kegiatan pengabdian departemen ilmu politik ini menjadikan Osis di SMAN 9 Kota Padang sebagai pemilih pemula yang terhindar dari politik uang pada Pilkada 2024.
Sedangkan ketua prodi S1 Departemen Ilmu Politik Unand, Dewi Angraini menyampaikan, pendidikan politik itu sangat penting dalam bernegara, terutama untuk menghindari adanya politik uang, dan diharapkan agenda pengabdian ini dapat membantu para pengurus OSIS SMAN 9 PADANG menjadi pemilih yang cerdas dalam penyelenggaraan pilkada serentak nantinya.
Sementara dalam sesi diskusi, Dr. Doni Hendrik, S.IP,M.SOC.SC memaparkan materinya, bahwa setiap negara pastinya memiliki kedaulatan dan legitimasi yang diperoleh melalui pemilihan umum yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali.
“Negara yang maju dipengaruhi oleh bagaimana pengelolaan pemilunya. Selain itu negara yang baik juga dipengaruhi oleh sistem politik dan demokrasinya,” katanya.
Kemudian, lanjutnya, berbicara tentang bagaimana penerapan demokrasi dalam lingkup sekolah seperti pemilihan ketua Osis harus dilaksanakan dengan selektif dan bebas dari politik uang.
“Oleh karena itu dalam memilih penyelenggara maupun pemimpin negara dan daerah harus secara seleksi dan selektif,” tukasnya.
Doni juga menyampaikan bahwa adanya pola kecenderungan prilaku elit politik untuk melakukan politik uang pastinya memiliki tujuan untuk mendapatkan perolehan suara.
Pemateri lainnya yakni Andhik Beni Saputra , S.IP,M.IP. mengemukakan tentang bagaimana politik uang itu dilakukan dan bagaimana respon dari masyarakat.
“Pada umumnya politik uang bisa berbentuk uang, hadiah, janji-janji, sembako yang bertujuan untuk mempengaruhi hak pilih dalam pemilihan umum,” tukas Andhik.
Politik uang, menurutnya, merupakan salah satu cikal bakal adanya korupsi karena seorang elit akan cenderung memanfaatkan uang untuk memperoleh kekuasaan.
Tindakan ini sangat merugikan negara dan masyarakat. Andhik berpendapat bahwa ada 3 macam prilaku yang mungkin dilakukan oleh penerima politik uang.
“Pertama ada yang menerima uangnya saja tetapi tidak memilih calon kandidat yang memberikan uang tesebut. Kedua ada yang menerima uangnya kemudian tidak memilih satupun atau golput. Ketiga tidak menerima uang tersebut dan tidak memilih kandidat calon yang memberikan uang dengan alasan pemilihan umum harus menghasilkan pemimpin yang bukan calon koruptor,” pungkas Andhik. (*)