Padang, Amakomedia.com – Pemko Padang mewakili Indonesia di ajang ASEAN Environmentally Sustainable Cities (ESC) Award dan Certificate of Recognition (CoR) 2025.
Kota Padang masuk dalam penilaian untuk kategori Circular Economy atau ekonomi sirkular. Pasalnya Kota Bingkuang ini miliki inovasi pengelolaan sampah.
Tidak hanya pengelolaan sampah jadi potensi ekonomi, namun juga menggerakkan berbagai pihak termasuk masyarakat dalam menjaga ekosistem bersih dan bebas sampah.
Kepala DLH Kota Padang, Fadelan Fitra Masta, menyebutkan pencapaian ini berangkat dari berbagai program inovatif yang melibatkan partisipasi warga.
Salah satu program inovatif itu adalah program bank sampah yang didesain berbasis masyarakat dan bekerja sama dengan PT Pegadaian.
Program bertajuk “Meng Emaskan Sampah” dan “Sampah Jadi Uang” memungkinkan warga menukar sampah daur ulang dengan emas, uang tunai, atau menabung.
Inisiatif ini telah mengalihkan sekitar 15 persen sampah harian dari TPA dan menciptakan nilai ekonomi senilai Rp3,66 miliar.
“Selain berdampak pada lingkungan, program ini juga memberikan insentif ekonomi langsung bagi warga. Ini bentuk nyata dari ekonomi sirkular,” katan Fadelan, Selasa (1/7/2025).
Tak hanya fokus pada sampah anorganik, Kota Padang juga mengembangkan pengelolaan limbah organik melalui budidaya maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF).
Pada 2024, pusat dekomposisi maggot pertama resmi diluncurkan dan kini mampu mengolah lebih dari 22 ton sisa makanan per hari menjadi pakan ternak bernutrisi tinggi.
Di sisi lain, program “Nabuang Sarok” yang dijalankan bersama PT Semen Padang mendorong warga menyetorkan sampah anorganik bernilai rendah.
Seperti kantong plastik, sachet, kertas bekas, dan kain untuk kemudian dijadikan bahan bakar alternatif (co-firing) menggantikan batu bara di industri semen.
Langkah strategis lainnya adalah pembangunan Refuse-Derived Fuel (RDF) di TPA Aie Dingin, yang saat ini tengah berlangsung.
Fasilitas ini ditargetkan mampu mengolah 200 ton sampah per hari sebagai sumber energi terbarukan bagi PT Semen Padang.
Fadelan juga menyebutkan Kota Padang menghasilkan sekitar 750 ton sampah per hari, dengan sekitar 75 persen di antaranya dibuang ke TPA Aie Dingin.
Dengan proyeksi kapasitas TPA yang akan mencapai batas maksimal pada 2026, pemko bergerak cepat menerapkan prinsip ekonomi sirkular secara menyeluruh.
Kemudian, sambungnya, untuk memperkuat struktur pengelolaan, pemko membentuk LPS berbasis masyarakat hingga tingkat kelurahan.
Tak hanya itu, dua asosiasi dibentuk: asosiasi penggiat maggot dan asosiasi bank sampah.
Keduanya menjadi wadah sinergi antar komunitas dalam membangun ekosistem pengelolaan sampah yang terorganisasi.
Pendekatan ekonomi sirkular kini telah jadi bagian kebijakan daerah. ini tertuang dalam Rencana Induk Pengelolaan Sampah Kota Padang tahun 2024.
Targetnya pengurangan timbulan sampah sebesar 30 persen, serta pengelolaan yang baik atas 70 persen sampah yang dihasilkan.
“Dengan strategi ini, kami tidak hanya mengurangi beban lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi dan mendorong keterlibatan lintas sektor,” ujarnya. (*)