Padang, Amakomedia.com – Dialog antara Ketua DPW Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jakarta, Braditi Moulevey dengan Kapolda Sumbar, Irjen Dr Gatot Tri Suryanta terungkap fakta mengejutkan.
Fakta itu menyangkut kondisi generasi muda di Sumbar akhir-akhir ini.
Terlebih menyangkut maraknya tawuran melibatkan anak-anak usia sekolah dengan latar belakang putus sekolah
“Dari diskusi saya dengan Kapolda Sumbar, akar permasalahan dari dampak pandemi Covid-19 memaksa proses belajar mengajar dilakukan secara daring,” kata Braditi.
Aspek lainnya, sebut dia, soal keterbatasan ekonomi membuat sejumlah pelajar tidak mampu mengakses pendidikan online akibat minimnya dukungan teknologi.
“Anak-anak yang tidak bersekolah rentan terhadap pergaulan negatif. Persoalan seperti tawuran, narkoba, hingga isu LGBT jadi konsekuensi dari minimnya pengawasan dan pembinaan,” tuturnya.
Sebagai respons dari kondisi itu, Ketua DPW IKM Jakarta ini berencana menginisiasi beberapa program konkret.
“Kami akan diskusikan pembentukan sekolah rakyat gratis dan lembaga konseling khusus untuk anak-anak putus sekolah,” katanya di Padang, kemarin.
Sementara itu, Kapolda Sumbar, Irjen Gatot Tri Suryanta kata Moulevey, mendorong para perantau Minang untuk aktif membangun kampung halaman.
Tidak sekadar pembangunan infrastruktur, namun pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama.
“Kita ingin Sumbar menjadi wilayah bebas tawuran dan narkoba. Kolaborasi pemerintah, aparat keamanan, dan perantau diharapkan mampu menghasilkan terobosan konkret,” katanya.
Pertemuan tersebut, katanya, menggarisbawahi pentingnya kesadaran sejarah dan tanggung jawab bersama dalam membangun generasi berkualitas.
Provinsi Sumbar, kata pria asal Kota Padang itu, yang dikenal dengan sejarah perjuangannya, kini menghadapi tantangan baru dalam membina generasi muda.
“IKM Jakarta berkomitmen menjadi mitra pemerintah, mengajak elemen masyarakat bersinergi putus mata rantai persoalan sosial yang ada pada generasi muda Sumbar,” tuturnya. (fjr)