Lembang, Amakomedia, com – Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin menyampaikan, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional serta bahasa daerah sebagai simbol budaya perlu dijaga generasi.
“Data Badan Pusat Statistik (BPS, 2020) menunjukkan persentase penutur bahasa daerah antar pre-boomer ke generasi post Gen Z semakin berkurang,” ungkap Hafidz belum lama ini.
Ia menilai, generasi muda semakin jarang menggunakan bahasa daerah karena dianggap kurang relevan dengan kebutuhan atau kurang bergengsi.
Bahasa daerah, tukasnya, bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga warisan budaya yang memuat nilai-nilai karakter, sejarah, dan identitas suatu komunitas.
“Jika tidak dilakukan langkah konkret mencegah kepunahan bahasa daerah, dikhawatirkan banyak bahasa daerah akan punah dalam waktu dekat,” ungkap Hafidz.
Hafidz juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting untuk menghasilkan guru bahasa daerah.
Dia menerangkan, bahwa Universitas Muhammadiyah Kuningan kini telah membuka Program Studi Bahasa Sunda.
“Program studi ini untuk mendukung pembelajaran bahasa daerah secara berkelanjutan,” pungkasnya. Hafidz. (*)