Padang, Amakomedia.com – Senin (30/9/2024) bertepatan 15 tahun lalu kejadian gempa besar berkekuatan 7,8 SR mengguncang Kota Padang, Sumbar umumya.
Sekretaris Utama (Sestama) BNPB, Rustian yang hadir pada peringatan 15 tahun gempa besar itu mengatakan, semua pihak harus menyadari kejadian gempa besar itu.
“Setiap kita harus memahami siklus dalam kebencanaan. Bahwa, terdapat masa prabencana, saat bencana, dan pascabencana, ” ingat Rustian.
Semua itu, sebutnya, membutuhkan sikap-sikap tertentu pada setiap tahapannya, mulai dari masa prabencana, saat bencana, dan pascabencana.
Semua pihak, lanjut Rustian, tidak ada yang tidak berperan dalam suasana kebencanaan.
“Inilah pentingnya pentahelix kebencanaan, dan ini harus dipahami dengan baik,” ujarnya lagi.
Upaya mitigasi kebencanaan, tukas Rustian, harus dilakukan secara terus menerus demi meningkatkan kesiapsiagaan.
Sedangkan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana serta keberadaan monumen tujuannya untuk mengingat bencana skala besar.
“Bicara tentang kebencanaan, Sumbar merupakan miniatur bagi nasional. Mengingat, hampir semua jenis bencana berpotensi terjadi di Sumbar,” ujarnya lagi.
Maka dari itu, dirinya meminta kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan di Sumbar harus terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Sedang di pihak lain, gempa pada 2009 lalu, sebut Pj Wali Kota Padang, Andree Algamar, telah meluluhlantakkan hampir seluruh sendi kehidupan di Kota Padang.
“Sejak kejadian itu, tiap tahunnya Pemko Padang memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana, sebagai pengingat dalam meningkatkan kesiapsiagaan,” kata Andree.
Dengan peringatan ini, lanjutnya, semuanya dapat mengambil hikmah, menginstropeksi diri, dan terus memupuk kesiapsiagaan. (*)